Sabtu, 27 September 2014

Manusia dan Kebudayaan

BAB I  Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat erat hubungannya yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Dengan begitu kita bisa lihat suatu kebudayaan sangat penting keberadaannya di ruang lingkup hidup manusia, tanpa adanya kebudayaan tidak ada ciri khas berbeda-beda dari manusia dan pastilah sangat monoton.
Dan kita sebagai manusia pun harus mengetahui dan menerima kebudayaan-kebudayaan di Indonesia yang sangat amat beragam, oleh karena itu IBD sangatlah penting dipelajari untuk kita sebagai mahasiswa, agar lebih memiliki wawasan luas terkait kebudayaan.

    A.   MANUSIA
Pengertian Manusia sangatlah beragam menurut pandangan dari banyaknya segi. Dari segi sosial, Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri  (sosiologi) artinya manusia membutuhkan satu sama lain, mahkluk yang ingin mempunyai kekuasaan (Politik), mahluk yang berbudaya, yang sering disebut Homo- humanus (Filsafat).
Dari definisi tersebut, kita bisa melihat bahwa manusia mempunyai banyak kepentingan. Dengan berdasarkan definisi diatas tentu kita akan sangsi “siapakan manusia itu sebenernya?” oleh karena itu, kita akan mencoba menerangkan siapa manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada 2 pandang unsur-unsur yang membangun Manusia, yaitu
1)      Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a)      Jasad, yaitu: Badan kasar Manusian yang nampak pada luarnya, dapat di foto dan diraba dan menempati rusng dan waktu.
b)      Hayat, yaitu: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c)      Roh, yaitu: Bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spritual dan memahami kebenaran.
d)     Nafs, pengakuan diri atau keakuan, yaitu: kesadaran tentang diri sendiri.

2)       Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu:
a)      Id / naluri, merupakan kepribadian yang sangat primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan energi psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, mencari makan, mempertahankan hidup,dll. id tidak berhubungan dengan lingkuangan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya sebagai mediator antara insting id dengan dunia luar.
Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingual libinal yang harus dipenuhi baik secara langsung menurut pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah
b)      Ego, seringkali disebut dengan “kepribadian” karena perananya dalam menghubungkan energi id kedalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego tumbuh pada umur satu sampai dua tahun, pada saat anak anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur dengan prinsip realitas, ego sadar akan tuntutan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingual id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Jadi kita bisa simpulkan, Ego merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu bersifat subjektif.
c)      Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahu. Dibandingkan dengan id dan ego, yang berkembang secara internal individu, superego terbentuk dari lingkungan luar/ eksternal.
Biasanya superego terbentuk dari proses penerimaan ego dari setiap agen/individu yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orangtua, mau aspek negatif maupun positif.
Superego dan id berada dalam konflik langsung, dan ego sebagai mediator. Jadi superego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu megnhasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi

B.  HAKEKAT MANUSIA
a.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah  materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, dan wujudnya konkrit/nyata namun, tidak abadi. Dapat rusak dan hancur, saat manusia meninggal, tubuh pun hancur dan rusak. Sedangkan Jiwa, materi yang tidak dapat dilihat, diraba dan wujudnya abstrak, namun bersifat abadi. Saat manusia meninggal, roh/jiwa pun lepas dari tubuh dan kembali kepada Tuhan dan jiwa tidak mengalami kehancuran.
Jiwa adalah roh yang ada didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
Oleh karena itu, jiwa dan tubuh pun saling menunjang dalam kehidupan, tanpa adanya jiwa tubuh pun mati, jiwa/roh tanpa adanya tubuh tidak mugkin hidup.maka mereka disebut dengan sebagai satu kesatuan yang utuh.
b.      Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di ciptakan oleh maha pencipta dengan Akal,perasaan dan kehendak yang ada di dalam jiwa manusia. Dengan begitu derajat manusia lebih tinggi dari mahkluk lain yang diciptakan oleh Tuhan. Karena, dengan akal manusia dapat berpikir mana hal baik dan hal buruk, dapat berwawasan dan sampai mengembangkan teknologi seperti sekarang, memiliki perasaan kemanusiaan untuk saling sayang/kasih oleh sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya.
c.       Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi,fisiologi, Faal, biokimia,psikobiologi,patologi, genetika dll.. sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi segi: kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial,kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan lain-lain.
d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia memiliki 3 taraf, aitu estesis,etis dan religius. Dengan kehidupan estesis, manusia mampu menangkap dunia sekitar sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali dengan melukis, tarian, dan nyanyian. Dengan etis, manusia meningkatka hidup estetis kedalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan bertanggungjawab. Dengan kehidupan Religius, manusia menghayati pertemuanya dengan Tuhan.
Dengan begitu, kita dapat menilai martabat dan kualitasnya dari peran manusia terhadap lingkungannya (ekologi). Semakin manusia dapat mendekatkan diri terhadap ingkungan dan Maha Pencipta, semakin besar kualitas dan martabat manusia, dan sebaliknya.
C.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan menurut 2 orang  antropolog terkemuka yaitu  Melville J. Herkovist dan Bronislaw Malinowski  mengemukakan pendapat bahwa  Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Kebudayaan jika dikaji dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam Bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapaat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengna tujuan mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat diartikan sebagai segala usaha manusia untuk dapat melangsunkan dan mempertahankan kehidupan di lingkungannya.
Seseorang antropolog yaitu E.B Tylor mendefenisikan Kebudayaan sebagai berikut:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lainnya serta kebiasaan- kebiasaan suatu anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan soelaeman soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,  rasa dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana  mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir,
Koentjaraningrat  mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harusdibiasakannya dengna belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.kluckhon mengatakan bahwa Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A. Van peursen mengatakan bahwa kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang , berlainan dengan hewan hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber and Klukhon mendefinisikan kebudayaan : kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap,pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan simbol-simbol yang menyusun pencapaian secara  tersendiri dari kelompok – kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham dan terutama keterikatan terhadap nilai nilai.
Kita dapat simpulkan bahwa Kebudayaan adalah aspek dimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan suatu kelompok masyarakat dalam mempertahankan kehidupan/tradisi/adat istiadat kelompok mereka.

D.   UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan kebudayaan disini adalah makna totalitas  dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kebudayaan setiap bangsa atau maasyarakat terdiri dari mulai unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu pembulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
Menurut Melville J. Herkovits mengatakan bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.
Menurut Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari Sistem Norma, Organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
Menurut C.Klukhon mengatakan bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :
1.                  Sistem Religi
2.                  Sistem organisasi kemasyarakatan
3.                  Sistem pengetahuan
4.                  Sistem Mata pencaharian hidup dan  sistem-sistem ekonomi
5.                  Sistem Teknologi dan peralatan
6.                  Bahasa
7.                  Kesenian
Sebagai mahasiswa kita perlu tahu unsur-unsur kebudayaan, agar dapat melestarikan kebudayaan daerah, bahkan kebudayaan negara kita. Bukan, sibuk mengulik kebudayaan luar negeri/ asing. Berbanggalah dengan kebudayaan yang kita miliki, sebelum kebudayaan kita di contek/ diambil alih oleh orang atau anggota lain.
E.     WUJUD KEBUDAYAAN 
   Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.Gagasan (Wujud ideal)
            Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.Aktivitas (tindakan)
            Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3.Artefak (karya)
            Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
F.    ORIENTASI NILAI BUDAYA
            Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variantions in Value Orientation Sistem nilai budaya di dunia, secara Universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.      Hakekat Hidup Manusia
Hakekat hidup manusia berbeda-beda secara ekstern. Ada yang berusaha memadamkan hidup, ada pula yang mengisi kehidupan dengan berbuat baik,
Intinya setiap kelompok, atau individual manusia memiliki hakekat hidup yang berbeda-beda.
2.      Hakekat Karya Manusia
Dalam membuat sebuah suatu karya, manusia pun memiliki hakekatnya yang berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk mencari laba, ada yang untuk dinikmati saja, ada yang hanya untuk sebuah kebanggaan sendiri saja.

3.      Hakekat Waktu Manusia
Hakekat waktu untuk setiap budaya pun berbeda-beda, ada yang berpandangan dari masa lampau, ada pula yang berpandangan pada masa kini atau masa yang akan datang.
4.      Hakekat Alam Manusia
Ada yang berpandangan bahwa manusia harus mengeksploitasi alam, atau menggunakan alam semaksimal mungkin, namun ada yang berhakekat bahwa manusia dengan alam haruslah harmonis.
5.      Hakekat Hubungan Manusia
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan antara manusia dengan manusia, secara horizontal maupun secara vertikal. Ada pula yang berpandangan individualistis.

G.  PERUBAHAAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya gerak kegiatan manusia yang hidup dalam kemasyarakatan tadi. Gerak manusia terjadi karena ia mengadakan hubungan-hubungan manusia lainya. Artinya, karena terjadi hubungan antara kelompok manusia didalamnya.
            Terjadinya gerak/ perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1.      Sebab- sebab yang berasal dari dalam masyarakat  dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahaan jumlah dan komposisi penduduk.
2.      Sebab- sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Selain 2 hal diatas, perubahan kebudayaan dikarenakan teknologi atau zaman yang semakin berkembang dengan pesat, maka ada suatu kebiasaan yang diganti peran pentingnya, menjadikan kebiasaan yang lama pun menjadi pudar. Selain itu, perubahan sosiak, yaitu perubahaan yang memengaruhi sebuah sistem sosialnya, seperti politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, sistem status, hubungan-hubungan didalam keluarga.
            Perubahaan Kebudayaan ialah  perubahaan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan dan bahasa.
H.    KAITAN MANUSIA & KEBUDAYAAN
Secara sederhana Kaitan antara manusia dengan kebudayaan adalah manusia sebagai orang/subjek yang perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilakukan oleh manusia.
Meskipun manusia dan kebudayaan adalah hal yang sangat berbeda, namun kedua hal ini adalah satu kesatuan. Manusia yang membuat suatu kebudayaan, dan kebudayaan yang mengatur kehidupan manusia agar sesai denganya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyakatakan sebagai dialektis, maksudnya saling bersangkutan sama lainnya.
Proses  dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1.      Eksternalisasi yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.      Internalisasi yaitu proses dimana manusia di sergap kembali oleh manusia.maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh manusia.
Jadi, Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah satu kesatuan yang saling berperan. Tanpa adanya kebudayaan, manusia tidak memiliki sudut pandang berbeda, terciptanya norma-norma, aturan-aturan untuk membatasi dalam kehidupan manusia. Dan tanpa adanya manusia pun, kebudayaan tidak akan terciptakan.
Mereka dua hal yang tercipta saling berkaitan dan saling berperan satu sama lainnya.

KEBUDAYAAN PENULIS
            Kebudayaan saya bise dibilang banyak macamnye, dikarenakan orangtua saya pun dari dua suku, bapak saya dari betawie, dan mama saya dari sunda.
Jelas pasti, kebudayaan bapak dan mama saya berbeda, contoh aja, kayak kebudayaan menikah orang betawie dengan orang sunda sangat berbeda, kalo betawie dalam sserahan sangat lah komplit apalagi khusus untuk pria betawie, seserahan bakal banyak bener, makanya ada celetukan orang-orang kayak gini “enak lo dapetin orang betawi, dibawain apa aja lo?” seperti itu. Emang bener sih, yg saya liat dari keluarga jika ada pesta pernikahan atau lamaran banyak sekali persiapannya, terlebih ada rebana yang mengiringi lamaran kerumah sang perempuan.
Untuk kebudayaan sunda sih, saya tidak terlalu tau, karna memng hidup di jakarta dan jarang ke kampung halaman mama saya. Mungkin yang saya liat itu dari foto bibi saya yang sebelum menikah itu, ada beberapa ritual sebelum menikah, seperti dimandiin gitu pake air kembang, terus cuci kaki kakek dan nenek saya. Untuk seserahannya mungkin enggak kayakbetawie yang bawaannya banyak bener.
Selain itu, kayak budaya bicara antara orang betawi itu agak dibilang kasar ya, karna suara yang besar dan bahasa yang kasar, sedangkan sunda dalam segi bicara sangat ayu, dan alus dalam bicara, murah senyum dan terkenal orang-orang putih,bersih dan religius, sangat menghormati orang-orang disekitar, jadi dalam keluarga saya mungkin lebih ke betawie ya, meskipun mama saya sunda, tapi karena hidup lama di jakarta, logatnya pun sekarang seperti betawi, suara besar. Tapi, meskipun bapak saya orang betawi, dia berbahasa yang alus dan tidak kasar, dan gak pernah ngomong kasar di depan anaknya,
Dalam betawie dan sunda pun punya kesamaan dalam menyambut kelahiran bayi, kalo betawie itu biasanya dirayakan dengan membuat acara nasi merah dan nasi putih untuk penamaan bayi, sama sunda pun begitu, mungkin yang membedakan itu kalo betawi biasanya si orang yg dateng kerumah untuk ikut serta akan dibawakan seserahan/sembako. Mungkin kalo sunda itu makan bersama di rumah yg membua acara. Sebenernya soal ini tergantung budget yang orang itu buat.
Dalam khitanan pun betawie biasanya diarak keliling kampung dan membuat acara hajatan yang kecil-kecilan. Untuk sunda mungkin sama ya, karena masih dalam satu pulau jawa.
Kebudayaan betawie seperti merayakan suatu arak/ parade biasanya menggunakan ondel-onde sebagai pusat pertunjukan untuk memberi ciri khas bahwa ini adalah ciri khas betawie, untuk sunda biasanya kebudayaan wayang golek sebagai pusat pertunjukan dalam suatu acara.
Kebudayaan dalam agama pun betawi dan sunda mayoritas menganut agama islam, ada yang diluar islam, namu hanya sedikit sekali. Kebudayaan betawie dalam bidang kesenian ada gambang keromong, ondel-ondel,rebana, tanjidor, keroncong dan lenong.
Sedangkan untuk kebudayaan dalam bisang kesenian sunda pun banyak sekali, karena yang saya lihat sunda sangatlah kreatif, seperti wayang golek, angklung,singsingaan, jaipong,tarian ketuk tilu, kendang, suling, kacapi, goong,calung dan masih banyak lagi.
Memiliki banyak budya seperti betawie dan sunda sangatlah senang, karena memiliki banyak beragam perbedaan dan dijadikan satu dalam keluarga, banyak pengalaman orangtua saya yang berbeda-beda dan banyak sekali perbedaan dan persamaan.
Kebudayaan lainnya seperti saat hamil 4 bulan biasanya dianggap bahwa roh bayi pun sudah ada atau sudah di tiup kan roh, biasanya kebudayaan betawi dan sunda merayakannya dengan disebut 4 bulanan, biasanya di rayakan dengan doa-doa, bedanya untuk kebudayaan betawi itu membuat rujakan, bedanya rujakan ini, yang membuat rujak ini adalah sang calon ibu. Katanya kalo rujaknya pedas pertanda anaknya cowok, dan kalo rujaknya manis itu pertanda anak perempuanlah sedang dikandung oleh calon ibu. Begitupun saat kandungan sudah berumur 7 bulan, biasanya juga diadakan hajat kecil-kecilan. Saya tidak terlalu percaya sih dengan mitos bahwa rujak pedas berati anak cowok, kalo manis maka anak perempuan, tapi saya tetep harus menghargai kebudayaan ya memang sudah terlahir udah lama ini.

Tapi, semakin kesini sih kebudayaan tergantung dari setiap individu orang, ada yang enggak pake kebudayaannya, lebih ke modern zaman sekarang. Ada yang justru pake banyak kebudayaan beberapa budaya dari suku keluarganya/ calon pasangannya.
Sebenernya ini harus pake bahasa kebudayaan saya, yaitu betawie (saya ikut bapak saya) Cuma saya agak ngerasa kasar kalo pake bahasa betawie, jadi semi betawi aje yee..hahaha

DAFTAR PUSTAKA
1.     MP. Suyadi, Drs; Ilmu budaya Dasar; Modul UT; PT.Karunika,  Jakarta, 1990
2.     .Muhammad Kadir SH, Ilmu budaya Dasar; Fajar Agung,Jakarta, 1990.
3.     Konsorsium Antar  Bidang; Ilmu Budaya Dasar, Dept. P&K, 1982.