Kamis, 11 Juni 2015

Pengangguran di Indonesia

            Setelah saya membahas tentang perekonomian Indonesia, kini lagi-lagi saya ingin memposting tentang yang bersangkutan dengan perekonomian  Indonesia, dampak jelas dari perekonomian Indonesia yang sangat memperhatinkan, ya dampak jelas dari perekonomian yang tidak stabil dan labil membuat banyak Pengangguran dimana-mana.
            Di area globalisasi ini sangatlah kompetitif dalam persaingan mencari kerja, bukan hanya gelar yang dilihat namun instansi perguruan tinggi pun dilihat oleh pihak pembuka lapak kerjaan dan tidak sedikit lebih menomorsatukan lulusan luar negeri. Namun memang itu hukum alam, tinggal kitanya saja kapan akan menjadi warga negara indonesia yang mandiri, kalau bisa justru orang asing yang berkerja dengan kita. Memang zaman modern seperti ini, hidup harus keras dan tidak bisa bergantung dengan orang lain, selain dengan Tuhan yang maha Esa. Nah, itu permasalahannya, pengangguran di Indonesia disebabkan oleh warga Indonesia yang “tabu” dengan berwirausaha. Banyak alasan yang membuat mereka tidak ingin mencoba wirausaha “ saya takut gagal” “gak ada modal” “ masa gelar tinggi jadinya jualan” “waaah, bukan passion saya” dan lain sebagainya. Padahal, untuk memulai sesuatu itu memang tidak mudah, layaknya mencari kerja, dan berkerja disuatu perusahaan, untuk mendapatkan jabatan tinggi harus memiliki pengalaman kerja berbelas-belas tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun, anda baru bisa mendapatkan jabatan tinggi di suatu perusahaan. Semua pekerjaan sama saja, diawal selalu lebih sulit dan baru dirasakan enak setelah melewati sebuah proses.
            Pengangguran di Indonesia semakin meningkat tiap tahun, dan peningkatan lapangan kerja tidak berbanding lurus dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, khususnya untuk penduduk yang siap kerja. Seperti artikel yang saya dapat :
“JAKARTA. Pemerintah tampaknya gagal mengatasi pengangguran karena jumlahnya akan meningkat tahun ini. Sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta orang meningkat 7,24 juta orang. Dengan jumlah ini, tingkat ini diprediksi akan bertambah karena pertumbuhan ekonomi yang melambat di 5,01%
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87 juta orang, yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120,17 juta orang. Tetapi peningkatan ini juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka Februari hingga Agustus 2014 sebesar 5,70% naik 5,94%.
Meski terjadi peningkatan pengangguran tahun ini, pemerintah sepertinya dapat berbangga hati karena dibanding Agustus tahun lalu, tingkat pengangguran berkurang 0,17% dari 7,41 juta orang menjadi 7,24 juta orang. Ini berarti sebanyak 6,17% orang yang menganggur turun menjadi 5,94%.”

            Walaupun pengangguran agustus di tahun 2014 menurun daripada agusutus tahun 2013, itu juga dikarenakan adanya pemilu pada tahun 2014 yang membuat banyak diperlukannya pekerja dalam bidang “percetakan” contohnya, dan lain lain. Dan akan diprediksi bahwa pengagguran akan meningkat tahun ini, sangat amat miris untuk kita terima, karena berarti banyak warga indonesia yang masih pontang pantung mencari rejeki, akan meningkatnya kriminalitas, akan meningkatnya tingkat stres.sebaiknya pemerintah HARUS FOKUS MEMBENAHI PERTUMBUHAN EKONOMI agar semakin tumbuh pesat! Bukan BLUSUKAN ke daerah-daerah! Prioritaskanlah yang penting untuk mencakup kesejahteraan mayoritas indonesia, bukan blusukan yang menurut saya bisa ditugaskan oleh pihak lain.terlebih lagi dengan adanya AFTA ditahun 2015 ini, saya pikir pengangguran akan semakin melebar, karena dengan adanya AFTA tenaga kerja Indonesia bukan hanya bersaing dengan WNI tapi juga dengan warga negara asia, menurut saya pemerintah salah jalan dalam menyetujui adanya AFTA, dengan dilihatnya Potensi dari Indonesia sendiri yang masih sangat minus dibandingkan dengan negara asia lainnya. Dari segi pendidikan contohnya? Indonesia tertinggal jauh. Pola pikir masyarakat yang mayoritasnya masih “closed minded” jadi menurut saya penyetujuan AFTA sangatlah disayangkan, karena lagi-lagi tidak berpihak pada mayoritas masyarakat Indonesia, lebih banyak masalah yang akan timbul nantinya. Ini tugas pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru, bukan membeli mobil dinas baru! ini tugas pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat indonesia! Bukan, mensejahterakan penjabat-penjabat gelap yang haus uang rakyat!
Lagi-lagi keputusan pemerintah tidak mempihak pada mayoritas masyarakat Indonesia, lagi-lagi mengecewakan!
            Sebagai warga negara Indonesia yang Mandiri, Cerdas, dan Pintar kita tidak bisa bergantung pada pemerintah yang tidak lagi memihak pada rakyat kecil, sudah saatnya kini warga negara indonesia membangun negara kita ditangan kita sendiri, dengan membuka usaha sendiri! Dengan begitu, akan ada lapangan kerja bagi warga negara kita sendiri yang membutuhkannya. Karena, sebab-sebab meningkatnya penganggruan akibat dari lapangan pekerjaan yang sempit, sehingga persaingan mencari kerja sangatlah kompetitif, sering kali adanya nepotisme, PHK dikarenakan perekonomian yang tidak stabil, besarnya rasa malas masyarakat untuk berwirausaha dan mencari kerja, kurangnya keahlian/skill,dll. Dampaknya, kesejahteraan masyarakat yang belum dapat dititik puncaknya, masih banyaknya masyarakat indonesia yang dibawah garis kemiskinan, masih maraknya kriminalitas.
            Dilihat dari sebab-sebabnya, seharusnya pemerintah membuka rumah sosial untuk menampung masyarakat Indonesia yang unskill menjadi skill, mendorong masyarakat untuk berwirausaha contohnya bekerjasama dengan pihak bank untuk dimudahkannya proes peminjaan uang untuk dana berwirausaha, adanya sosialisasi tentang berwirausaha yang merata. Namun, kita sebagai masyarakat pun harus mendukung dan membantu pemerintah atau saling bersinergi untuk menurunkan pengangguran, dengan cara membuka seminar umum untuk masyarakat seperti “bagaimana berwiausaha” dan lain lain, atau dengna membuka rumah sosial untuk mengajarkan keterampilan, atau bahkan masyarakat itu sendiri harus mengambil sekolah keterampilan untuk mendukung pekerjaan, dengan begitu petumbuhan ekonomi pun akan bertambah pesat, dan kesejahteraan Indonesia pun akan semakin dirasakan oleh masyarakat indonesia itu sendiri.